Thursday, November 20, 2025
HomeNasionalInspirasiRutan Banyumas Gelar Kegiatan Rehabilitasi Bersama PP Tadzkirotul Ikhwan: Perkuat Pembinaan Spiritual...

Rutan Banyumas Gelar Kegiatan Rehabilitasi Bersama PP Tadzkirotul Ikhwan: Perkuat Pembinaan Spiritual dan Moral Warga Binaan

Derap.id | Banyumas – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Banyumas kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan pembinaan menyeluruh bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) dengan menyelenggarakan kegiatan rehabilitasi sosial dan spiritual bekerja sama dengan Pondok Pesantren (PP) Tadzkirotul Ikhwan Sokaraja, Banyumas.

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, yang menegaskan pentingnya pembinaan kepribadian, moral, dan spiritual bagi warga binaan sebagai bekal dalam proses reintegrasi sosial setelah bebas nanti.

Kegiatan rehabilitasi dilaksanakan pada Kamis, 6 November 2025, bertempat di Rutan Kelas IIB Banyumas, dengan melibatkan pemateri dari PP Tadzkirotul Ikhwan Sokaraja, staf pengelola pembinaan kepribadian, serta warga binaan pemasyarakatan. Pelaksanaan kegiatan ini berfokus pada peningkatan aspek spiritual dan moral warga binaan melalui berbagai sesi, seperti ceramah keagamaan, pembacaan Al-Qur’an, diskusi nilai-nilai kehidupan Islami, dan sesi konseling rohani.

Pendekatan ini diharapkan mampu membantu warga binaan dalam proses pemulihan diri dari perilaku menyimpang, meningkatkan kesadaran beragama, dan memperkuat semangat perubahan menuju kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat bagi lingkungan sosialnya.

Kepala Rutan Kelas IIB Banyumas, Anggi Febiakto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan rehabilitasi ini merupakan wujud nyata dari pelaksanaan tugas pemasyarakatan yang tidak hanya menekankan pada aspek pengamanan, tetapi juga pada aspek pembinaan dan pemulihan perilaku warga binaan.

“Melalui kegiatan ini, kami berupaya menghadirkan proses pembinaan yang menyentuh hati dan kesadaran spiritual warga binaan. Mereka kami bimbing untuk memahami makna kehidupan, menyesali kesalahan, dan berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Rehabilitasi ini adalah bentuk nyata bahwa pemasyarakatan bukan sekadar menjalani hukuman, tetapi juga tentang perubahan dan harapan,” ujarnya.

Sementara itu, Kasubsi Pelayanan Tahanan, Cakra Citra Sari, menambahkan bahwa kegiatan ini memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perilaku dan kondisi psikologis warga binaan.

“Setelah mengikuti program rehabilitasi, banyak warga binaan yang menunjukkan perubahan nyata. Mereka menjadi lebih tenang, sopan, dan disiplin dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Suasana di dalam Rutan pun menjadi lebih kondusif dan harmonis karena adanya pendekatan spiritual yang menenangkan hati,” tuturnya.

Ia juga menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan misi Rutan Banyumas dalam menciptakan lingkungan pembinaan yang religius, humanis, dan berorientasi pada pemulihan perilaku.

Dukungan dan semangat serupa juga disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tadzkirotul Ikhwan, Muhammad Nuh, yang menjadi salah satu pemateri dalam kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa pembinaan spiritual bukan sekadar seremonial, tetapi merupakan langkah penting dalam membangun kesadaran moral dan memperbaiki diri.

“Kami hadir bukan hanya untuk memberikan ceramah, tetapi untuk membuka pintu hati para warga binaan agar mau berubah dan kembali ke jalan yang diridai Allah. Setiap manusia punya kesempatan kedua untuk memperbaiki diri, dan kami ingin menjadi bagian dari proses itu,” ujar Muhammad Nuh.

Ia juga menambahkan, “Kami melihat antusiasme yang luar biasa dari para warga binaan. Banyak di antara mereka yang tulus ingin berubah dan belajar agama dengan sungguh-sungguh. Ini bukti bahwa pembinaan spiritual di dalam rutan sangat dibutuhkan dan membawa dampak besar.”

Kegiatan rehabilitasi yang dilaksanakan oleh PP Tadzkirotul Ikhwan tidak hanya berfokus pada aspek keagamaan, tetapi juga pada pembentukan karakter dan motivasi hidup. Melalui interaksi langsung antara pemateri dan warga binaan, tercipta komunikasi dua arah yang membangun kepercayaan diri dan semangat untuk memperbaiki diri.

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah refleksi bagi warga binaan untuk mengenali potensi diri, memperbaiki pola pikir, dan belajar mengelola emosi dengan lebih positif.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari jajaran pegawai Rutan Banyumas, khususnya staf pengelola pembinaan kepribadian yang turut mendampingi selama proses berlangsung.

Sinergi antara petugas pemasyarakatan dan pihak pesantren menunjukkan komitmen bersama dalam membangun sistem pembinaan yang berkelanjutan dan efektif. Hal ini sejalan dengan semangat transformasi pemasyarakatan yang tengah digalakkan oleh Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan melalui 13 Program Akselerasi, salah satunya adalah peningkatan kualitas pembinaan berbasis kepribadian dan spiritual.

Melalui kegiatan ini, Rutan Kelas IIB Banyumas berharap agar seluruh warga binaan yang mengikuti program rehabilitasi dapat menginternalisasi nilai-nilai keagamaan, disiplin, dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari, baik selama menjalani masa pidana maupun setelah kembali ke tengah masyarakat.

Kepala Rutan menegaskan bahwa pembinaan spiritual semacam ini akan terus digencarkan sebagai bagian dari strategi pembinaan berkelanjutan.

“Kami tidak ingin warga binaan hanya sekadar menjalani masa pidana, tetapi juga benar-benar mendapatkan pembelajaran hidup yang berharga agar kelak dapat menjadi manusia yang lebih baik dan berguna bagi keluarga serta masyarakat,” tambahnya.

Kegiatan rehabilitasi ini diakhiri dengan sesi doa bersama dan refleksi diri yang diikuti dengan khidmat oleh seluruh peserta. Rutan Banyumas berencana untuk melanjutkan kerja sama dengan Pondok Pesantren Tadzkirotul Ikhwan secara berkelanjutan, serta membuka peluang kolaborasi dengan lembaga keagamaan dan sosial lainnya guna memperluas manfaat program rehabilitasi bagi warga binaan.

Dengan adanya kegiatan ini, Rutan Banyumas semakin menegaskan perannya bukan hanya sebagai tempat pembinaan, tetapi juga sebagai wadah pemulihan mental dan spiritual bagi warga binaan menuju kehidupan yang lebih bermartabat, sejalan dengan cita-cita pemasyarakatan yang humanis dan berkeadilan. (wd)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments

Slot Gacor Thailand