Korban Bencana Lombok Di Tinjau Kapolri, Panglima TNI, Dan Menkes

0
850

DERAP.ID, Jakarta – Kapolri Jenderal Pol Prof. H. M. Tito Karnavian., Ph.D bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, S.IP, Menteri Kesehatan Prof. Dr. Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, SpM. dan pejabat utama TNI-Polri lainya berangkat menuju Lombok, pukul 08.00 dari Bandara Udara Halim Perdana Kusuma. Rabu (08/08/18)

Setibanya di Bandara Internasional Praya – Lombok, rombongan disambut langsung oleh Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, S.Sos, Kapolda NTB Irjen Pol Drs.Achmat Juri, M.Hum dan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) dan segera menuju Posko Koramil Lombok Utara untuk meninjau kondisi lokasi yang terkena dampak gempa.

Kapolri mengatakan sebelumnya Polri telah menerjunkan 460 personel yang tergabung dalam Satgas Operasi Aman Nusa II yang terdiri dari 400 anggota Brimob dan 60 petugas kesehatan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena bencana gempa.
“Kita Polri, TNI, instansi terkait serta masyarakat bekerja sama dalam menangani dan membantu korban saudara kita di Lombok”, jelas Kapolri.

Lebih lanjut Tito menjelaskan seluruh anggota telah dibekali dengan Sarana dan Prasarana antara lain: motor trail, mobil double cabin yang dilengkapi tenda untuk pengungsi, repeater mobile, alkom, velbed, MTP (Makanan Tambahan Polri), dan obat-obatan. Selain itu, anggota juga membawa genset untuk penerangan, mengingat seluruh aliran listrik terputus akibat gempa.

Kegiatan peninjauan diawali dengan pemaparan situasi terkini oleh Dan Satgas Tanggap Darurat Bencana Alam Gempa Bumi Kolonel Czi Rizal Ramdani dan dilanjutkan dengan pengarahan dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, S.IP terkait 9 poin penting :

1. Mendistribusikan bantuan yang datang sesuai kebutuhan secara merata.

2. Memanfaatkan Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk pendataan anggota keluarga.

3. Komandan Satgas agar memfasilitasi kebutuhan kesehatan masyarakat mulai dari rumah sakit, dokter dan obat-obatan.

4. Memperketat keamanan untuk menghindari pengrusakan dan penjarahan terutama kawasan wisata yang ditinggal para pemiliknya.

5. Mendata seluruh kerusakan bangunan dan para korban yang meninggal, luka maupun yang belum kembali.

6. Terkait MCK dan air bersih, Yonzipur dan Yonzikon sedang melakukan perbaikan.

7. Kebutuhan logistik akan dikirim lewat hercules

8. Gunakan helikopter untuk evakuasi korban yang tidak bisa dijangkau

9. Memerintahkan kepada Basarnas untuk mengerahkan semua alat berat yang ada.

Tak lupa, panglima TNI mengucapkan terima kasih kepada semua stakeholder terkait karena tanpa adanya bantuan dari rekan-rekan semua upaya penanggulangan bencana ini tidak akan dapat berjalan dengan cepat dan lancar.
“Saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penanggulangan bencana”, ujar Panglima TNI.

Kapolri Jenderal Pol Prof. H. M. Tito Karnavian., Ph.D dalam arahannya menyampaikan kepada Tim Pusdokes Polri dan Tim DVI Polri yang terlibat pendataan korban dilakukan dengan pengambilan sampel post mortem sebelum dikuburkan agar keluarganya tidak melakukan pembongkaran makam.

Kemudian datakan korban yang telah ditemukan dalam keadaan selamat maupun meninggal agar bantuan dapat tepat sasaran. TNI-Polri siap memback up sepenuhnya, inventarisasi bangunan yang rusak dan nantinya Polri akan menambahkan anggotanya untuk menambah perkuatan.

Dalam arahannya Kapolri juga menambahkan bahwa akan terus bekerja sama dengan stakeholder terkait agar terus mengirimkan pasokan makanan dan kebutuhan lainnya yang diperlukan.

Sementara itu, atas kesigapan TNI-POLRI dan Menteri Kesehatan, Tuan Guru Bajang (TGB) selaku Gubernur NTB dan seluruh masyarakat NTB menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian yang telah diberikan.

TGB menjelaskan bahwa hingga saat ini terdapat 3 kecamatan yang belum dapat dievakuasi dengan tingkat kerusakan paling berat karena paling dekat dengan sumber gempa yaitu Gangga, Kayangan dan Bayan, karena masih menunggu alat berat ekskavator, bantuan personel evakuasi dan set up lokasi penampungan.

Hal lain yang cukup mengkhawatirkan yaitu, wabah diare yang sudah mulai menjangkiti para warga di penampungan sehingga keberadaan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di 3 Kecamatan tersebut sangatlah dibutuhkan. TGB berharap minggu depan sudah dapat memasuki tahap rekonstruksi.

Menteri Kesehatan Prof. Dr. Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, SpM dalam arahannya menyampaikan bahwa luka yang paling banyak dialami oleh korban adalah patah tulang dan keberadaan KRI Soeharso sangat membantu dalam pelaksanaan operasi di atas kapal. “Proses penyembuhan terhadap korban bencana alam perlu adanya metode trauma healing”, jelas Menkes.

Setelah memberikan arahan seluruh rombongan meninjau tenda pengungsian, ruang operasi, ruang rawat dan trauma healing. Rombongan melanjutkan dengan meninjau Polsek Gangga, Polres Lombok Utara untuk meninjau dapur umum dan kondisi bangunan Polsek.

Usai peninjauan, rombongan bertolak ke KRI Soeharso menggunakan helikopter untuk meninjau rumah sakit apung dan korban gempa dan dilanjutkan dengan peninjauan jalur udara. Kemudian rangkaian kegiatan diakhiri dengan mengunjungi korban gempa di rumah sakit Daerah Provinsi NTB dan kembali menuju Jakarta.(anton/pen)