DERAP.ID || Banyumas – Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) Laskar Sabilillah Cilongok bersama sejumlah tokoh masyarakat menyatakan penolakan terhadap rencana kehadiran Rizieq Shihab dalam acara yang disebut akan digelar di Lapangan Besar Cilongok pada 24 April 2025 mendatang. Aksi penolakan ini dilakukan secara terbuka, dengan membentangkan spanduk bertuliskan “Tolak Rizieq Shihab, Tidak Bermanfaat di Cilongok”, Kamis (17/7/2025) malam.
Dalam aksi tersebut, para anggota PWI Laskar Sabilillah Cilongok yang mayoritas berasal dari kalangan Nahdliyin, menyampaikan orasi satu per satu, menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Tokoh agama sekaligus sesepuh masyarakat Cilongok, KH Nasrudin Warkum, menyampaikan bahwa penolakan ini bukan dilandasi sentimen pribadi, melainkan karena pertimbangan kerukunan dan stabilitas sosial di tengah masyarakat yang majemuk.
“Di Cilongok ini masyarakatnya beragam. Ada NU yang berhaluan kejawen, ada juga yang religius. Tapi mayoritas sepakat bahwa kehadiran Rizieq seringkali menimbulkan kontroversi,” ujar KH Nasrudin.
Ia menegaskan bahwa masyarakat tidak menolak kegiatan keagamaan, selama isinya mendidik dan menyejukkan.
“Kalau ceramahnya mencerahkan umat, tentu kami terima. Tapi jika malah memprovokasi dan membuat gaduh, itu yang kami tolak. Warga tidak akan tinggal diam jika situasi seperti itu terjadi,” imbuhnya.
Menurut KH Nasrudin, penolakan yang dilakukan warga bukanlah sekadar simbolik. “Yang menolak itu benar-benar serius. Kalau sampai ceramahnya menimbulkan konflik, kami siap melawan. Ini demi menjaga kedamaian dan kerukunan Cilongok,” tegasnya.
Senada dengan itu, Hari Mega Wanto dari PWI LS Cilongok juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap narasi-narasi yang kerap disampaikan oleh Rizieq Shihab yang dinilai berpotensi melemahkan semangat kebangsaan dan membahayakan keutuhan NKRI.
“Jika Pancasila dan UUD 1945 ditolak, itu jelas pelanggaran terhadap dasar negara. Ini membahayakan keamanan nasional dan persatuan bangsa,” ujarnya.
Ia pun menyerukan agar negara tidak tinggal diam. “Kami minta Presiden, Panglima TNI, Kapolri, semua hadir dan bertindak. Jangan biarkan rakyat sendirian dalam menjaga warisan luhur bangsa,” tegas Hari.
Menurutnya, kehadiran negara sangat dibutuhkan untuk menjaga agar bangsa ini tetap berada di jalur yang benar.
“Jangan sampai Indonesia yang besar ini porak-poranda hanya karena dibiarkan larut dalam provokasi dan perpecahan,” pungkasnya. (Angga/Widhi)