DERAP.ID|| Surabaya,- Ketinggian air laut pada malam pergantian tahun baru di kawasan Tanjung Perak dan pesisir utara Surabaya diprediksi melebihi debit rata-rata. Hal ini berbeda dengan beberapa pesisir di Surabaya timur dan SIdoarjo yang memiliki ketinggian air laut mencapai 130 centimeter.
“Kalau di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak, dan pesisir utara ketinggian air lautnya bisa sampai 150 centimeter dari permukaan air laut pada posisi normal,” cetus Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Pelabuhan Tanjung Perak, Adi Hermanto menyoal situasi dan kondisi cuaca hingga tutup tahun 2020, Rabu (30/12/2020).
Selain itu, Adi juga memrediksi munculnya fenomena awan hujan di beberapa wilayah di Surabaya hingga penghujung tahun 2020. Prakiraan ini semakin menguatkan kewaspadaan terhadap luapan air laut yang berujung banjir rob dengan volume tinggi.
“Tinggi pasang maksimum air laut itu puncaknya terjadi sekitar pukul 22.00-23.00 Wib, pada hari Kamis, 31 Desember 2020,” ungkapnya.
Dikatakan, apabila air laut sampai meluber ke daratan dan bercampur air hujan dapat menimbulkan kerusakan berupa korosi, atau degradasi pada logam. Apalagi, jika sampai masuk ke pemukiman atau terkena kendaraan dampaknya sangat berbahaya.
“Maka dari itu perlu waspada,” imbau Adi dikonfirmasi.
Terpisah, Pihin, seorang dari nelayan Tambak Wedi, Kenjeran Surabaya mengatakan, semenjak imbauan tentang adanya banjir diumumkan, sudah melakukan antisipasi. Ia juga mengaku, selalu mengikuti penanggalan Jawa sebagai acuan sebelum memutuskan berkegiatan di laut.
“Di kalender Jawa, saat pergantian tahun, berarti sudah memasuki pertengahan bulan. Karena masuk tengah bulan, makanya sudah jadwalnya berjaga,” akunya.( @ Budi R )