Wednesday, September 18, 2024
HomeBudayaMeski Grebeg Sura Baturraden Tahun Ini Tanpa Kirab, Penonton Tetap Antusias

Meski Grebeg Sura Baturraden Tahun Ini Tanpa Kirab, Penonton Tetap Antusias

DERAP.ID || Banyumas – Pemerintah Kabupaten Banyumas kembali menyelenggarakan Grebeg Sura Baturraden di kawasan Lokawisata Baturraden pada Minggu, (4/8/2024). Meski digelar tanpa adanya arak-arakan tumpeng dan gunungan, serta kenthongan di jalanan, acara Grebeg Sura Baturraden masih menjadi acara yang dinanti oleh masyarakat. Terbukti sudah sejak pagi hari ribuan pengunjung memadati kawasan lokawisata Baturraden, Kabupaten Banyumas. Salah satu yang mereka nantikan adalah berebut gunungan hasil bumi.

Meski tanpa kirab, acara tradisi grebeg sura tidak meninggalkan esensinya yaitu Larung Tumpeng, Berebut Gunungan Hasil Bumi, serta pelepasan sepasang ayam dan bebek.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Setia Rahendra menyampaikan, bahwa grebeg sura kali ini, memang ada perbedaan dibanding tahun sebelumnya. Acara tahun ini seluruhnya dipusatkan di kawasan lokawisata Baturraden. Tidak ada arak-arakan tumpeng dan gunungan, serta kenthongan di jalanan.

“Pada Grebeg Sura Baturraden tidak ada pawai, semua kegiatan dipusatkan di dalam kawasan wisata Baturraden,” katanya.

Namun demikian, acara tradisi grebeg sura tidak meninggalkan esensinya. Tetap ada wayangan yang memanjatkan doa, potong tumpeng, larung, serta rebutan gunungan hasil bumi serta pelepasan sepasang ayam dan bebek.

Koordinator Pengelola Lokawisata Baturraden Riyanto menjelaskan bahwa gunungan hasil bumi dan tumpeng hanya diarak dari area makam ke area Monumen 10 yang berjarak hanya sekitar 50 meter. Serta ada beberapa perubahan dalam atraksi di Lokawisata Baturraden. Salah satunya adalah gunungan yang dibawa peserta hanya boleh diperebutkan masyarakat setelah pertunjukan wayang ruwatan selesai. Setelah doa bersama di area Situs Baturraden, penyembelihan Kambing Kendit, larungan, prosesi perebutan sepasang ayam dan bebek di dekat Sungai Gumawang dan wayangan.

“Gunungan tetap ada karena itu adalah ikon acara yang diperebutkan setelah wayang ruwatan selesai,” jelas Riyanto. (Widhi/Humas Pemkab Banyumas)

panen77

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments