Wednesday, September 18, 2024
HomeNasionalPendidikanKupas Sejarah & Budaya Madiun Bargaining Power Politik Ala Retno Djumilah

Kupas Sejarah & Budaya Madiun Bargaining Power Politik Ala Retno Djumilah

DERAP.ID II Madiun – Mengulas sekilas tentang potret budaya dan sejarah awal berdirinya Kutho Mediun atau Kota Madiun yang dimulai pada masa kepemimpinan anak dari Pangeran Timoer ( Bupati pertama Madiun ) yakni Raden Ayu Retno Djumilah pada tahun 1586 – 1590 Masehi, tak terlepas dari catatan kepiawaian politik dari seorang Raden Ayu Retno Djumilah.Politik bargaining power yang diterapkan oleh seorang Retno Djumilah saat berperang melawan Raja Mataram yakni Danang Sutawijaya terbukti melahirkan pemikiran yang dinilai berani tetapi bijak. Bagaimana tidak, bargaining power yang diminta oleh seorang Retno Djumilah dalam rekonsiliasi pasca perang melawan Mataram yakni hanya mau dinikahi oleh sang Raja Mataram Danang Sutawijaya dengan catatan sebagai Permaisuri dan bukan sebagai seorang ‘ Garwo Selir ‘ mengandung makna politik yang luar biasa dampaknya.

Arti dan makna dari bargaining power yang dilakukan oleh seorang Retno Djumilah terhadap Raja Mataram Danang Sutowijaya pasca perang dengan Mataram saat itu yakni hanya mau menjadi Permaisuri dan bukan sekadar ‘ Garwo Selir ‘ berbuah lahirnya raja raja di pulau jawa sebagai keturunan dari Raden Ayu Retno Djumilah yang tidak adigang adigung adiguno yang terlahir prinsip prinsip Kesetaraan antara kerajaan seperti Jogjakarta dengan Kadipaten seperti Madiun.
” Dalam filsafat jawa dikatakan bahwa ketika ada bargaining power atau bargaining politik antar pimpinan, seorang pemimpin bisa bersikap ora ngasorne, Ojo dumeh ojo dupeh, ngono yo ngono ning ojo ngono, ojo rumongso iso ning isoo rumongso ( bahasa jawa_Red) ” Kata Herry Sem sembari berkelakar kepada media ini.

Arti dan makna seperti itulah yang sudah dipunyai oleh seorang Retno Djumilah saat itu sebagai tokoh, pemimpin sekaligus politikus yang memiliki pemikiran yang jenius untuk generasi penerus dalam rangka keberlangsungan dan kemajuan Mediun atau Kota Madiun nantinya.

Hal ini sesuai yang dituturkan kepada media ini oleh salah seorang Tokoh dan Budayawan Madiun yakni Herry Sem. Menurutnya bahwa potret ketokohan seorang Retno Djumilah saat memimpin Kadipaten Mediun waktu itu, layak diteladani oleh khususnya para Pemimpin Daerah Kota Madiun baik saat ini maupun kedepan nantinya.
” Tanpa bermaksud menggurui atau sok keminter, dan dengan segala kerendahan hati selaku salah satu pemerhati sekaligus sebagai pelaku sejarah kebudayaan hingga lahirnya pemerintahan Kota Madiun saat ini, alangkah bijaknya ketika kita selalu memedomani arti penting dari sejarah budaya Madiun dalam rangka membangun Kota Madiun yang sangat kita harapkan siapapun Walikotanya, dapat menjunjung tinggi akan kearifan lokal kedepannya ” , Kata pentolan LSM Peduli budaya dan lingkungan hidup ( Pedal ) Herry Sem kepada media ini .

Ditambahkan oleh Herry Sem yang saat itu Kota Madiun dipimpin oleh Walikota Achmad Ali, dirinya telah menggagas bersama beberapa tokoh budayawan Madiun, diantaranya mantan wakil walikota Madiun Gandhy Yoeninta , mengirim proposal kepada Walikota Achmad Ali waktu itu terkait dengan program penelitian sejarah budaya Madiun menyangkut arti dan makna dari kegiatan peringatan Hari Jadi Kota Madiun. Menurut Herry Sem, bahwa hasil penelitian dirinya bersama beberapa orang tokoh sejarah dan budaya Madiun kala itu berhasil membuat Buku Sejarah dan Budaya Kota Madiun. Ditambahkan oleh Herry Sem bahwa hal tersebut kemudian diteruskan saat kepemimpinan Walikota Maidi dengan berhasil diterbitkan Buku pokok pokok pemikiran tentang sejarah dan kebudayaan Kota Madiun dan dirinya terpilih menjadi Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Madiun.

Mengakhiri wawancara dengan media ini, Budayawan Madiun Herry Sem mengaku bahwa menurutnya dirinya bukanlah siapa siapa, dan tak lebih sebagai salah satu pelaku sejarah yang ditegaskan bahwa dirinya hanya selalu ikut belajar bersama warga masyarakat untuk menghargai dan menghormati akan arti penting dari sebuah riwayat sejarah budaya Kota Madiun untuk membangun Kota Madiun yang berbudaya dan mengedepankan kearifan lokal sebagai salah satu bentuk kepedulian putra daerah terhadap kotanya sendiri.(Jhon).

panen77

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments