DERAP.ID || Jakarta – BPJS Ketenagakerjaan melaporkan telah membayarkan klaim Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) sebesar Rp258,61 miliar sepanjang Januari hingga April 2025. Dana tersebut disalurkan kepada 52.850 pekerja terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Pejabat Sementara Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Abdur Rahman Irsyadi, menyebutkan bahwa angka penerima manfaat JKP melonjak 91 persen dibandingkan total sepanjang 2024 yang hanya mencatat 57.960 orang.
“Peningkatan signifikan terjadi pada Maret 2025, dengan mayoritas berasal dari sektor aneka industri, perdagangan, jasa, dan barang konsumsi,” ujar Abdur dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (20/5).
Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, Muhammad Zuhri, mengungkapkan kekhawatiran terhadap tren PHK yang terus meningkat. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah korban PHK pada 2024 mencapai 77.960 orang. Hingga April 2025, sudah tercatat 24.360 pekerja terkena PHK.
“Prediksi kami, jumlah korban PHK pada 2025 bisa mencapai 280 ribu pekerja. Ini angka potensi yang sangat serius,” jelas Zuhri.
Dengan kondisi tersebut, BPJS Ketenagakerjaan menekankan pentingnya penguatan jaminan sosial ketenagakerjaan serta koordinasi lintas lembaga untuk mengantisipasi dampak ekonomi dan sosial akibat lonjakan angka PHK di tahun berjalan. (Mandala)
