DERAP.ID || Purwokerto – Sebanyak 40 orang perwakilan dari 38 cabor dan 2 orang perwakilan pelatih dari NPC, sejak hari kemarin mengikuti kegiatan Pelatihan Pelatih dengan tema “Road to Porprov 2026” yang diselenggarakan oleh KONI Banyumas Bidang Binpres, Sport Science & Pengelolaan Data, Jumat-Sabtu (13-14/6/2025) di Aula KONI Banyumas.
Materi yang diajarkan dalam pelatihan pelatih meliputi Pre test, Teori Latihan, LTAD, Sport analisis dan Monitoring latihan, Gizi olahraga, Mental training, Periodisasi latihan, Komponen biomotor fisik, Praktek komponen biomotor fisik dan Post test.
Pemateri hari pertama, Abi Hasbullah, M.Pd AIFO, mengapresiasi kegiatan pelatihan yang sudah diinisiasi oleh KONI Banyumas.
“Ini satu terobosan luar biasa yang sudah dilaksanakan oleh pengurus KONI Banyumas. ‘Sport education’ kepada para pelatih cabor menjadi sangat penting, karena tanpa ‘supporting’ pengetahuan, jelas akan menghambat atlet untuk meraih podium tertinggi,” jelas Abi.
Antusias peserta cukup tinggi, lanjut Abi, semoga pelatihan semacam ini tidak berhenti sampai di sini.
“Untuk refresh dan upgrade pelatih, pelatihan seharusnya dilaksanakan berkelanjutan dan berjenjang, sekaligus untuk menciptakan regenerasi pelatih serta menjadikan Banyumas kaya akan SDM,” terang Abi.
Dua hari pelatihan saya rasa belum cukup, lanjut Abi, apalagi seperti permintaan yang disampaikan oleh Kadinporabudpar, bahwa latihan fisik menjadi sangat penting untuk seluruh cabor.
“Alangkah baiknya, kalau hal tersebut menjadi landasan yang kuat ke arah prestasi, saya berharap di Banyumas ada profesi pelatih fisik yang nantinya membantu pelatih teknik dalam program latihan, sehingga kemampuan atlet baik dari sisi teknik maupun fisik meningkat,” pungkas Abi.
Baca juga:
Tingkatkan Kemampuan Pelatih, KONI Banyumas Adakan Pelatihan
Senada dengan Abi, Prof Dikdik Zafar Sidiq M.Pd, selaku pemateri pada hari kedua menganggap kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian KONI Banyumas teehadap pelatih yang luar biasa.
“Untuk tingkat kabupaten, kegiatan ini menjadi sangat luar biasa. Pembekalan ini merupakan upaya strategis yang memang harus dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pelatih dalam mempersiapkan even maupun multi even, baik salah satu cabor maupun seluruh cabor,” ujar Dikdik.
Dalam hal latihan fisik, lanjut Dikdik, agar perkembangan fisik atlet bisa berjalan dengan maksimal, metode pelatihan fisik dan periodisasi latihan wajib dipahami seluruh pelatih cabor, untuk memudahkan mereka menyiapkan kurikulum kepelatihan. Saya rasa semua pelatih membutuhkan metode ini. Sebelum pelatihan teknik, fisik atlet harus menjadi pondasi yang kuat.
“Kalau tidak mau latihan fisik, jangan masuk olahraga prestasi.
Dalam olah raga prestasi, kita harus lebih bagus dari lawan, bukan seperti olahraga rekreasi, kalah menang yang penting happy,” ujar Dikdik.
Menurut Dikdik, daya tahan erat kaitannya dengan aktivitas kardio. Daya tahan kardiorespirasi (kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas aerobik dalam jangka waktu lama) sangat dipengaruhi oleh kesehatan jantung dan sistem pernapasan, yang merupakan komponen utama dari latihan kardio.
“Jangan sampai daya tahan atlet turun dan menjadi tidak kompeten, akibat provokasi dari pelatih. Karena ketika otot lain berkonstraksi, itu akan sangat memakan energi,” jelasnya.
Selain teori, Prof Dikdik juga mempraktekan langsung bersama seluruh peserta, apa yang sebelumnya sudah diajarkan.
Sebelum kegiatan ditutup, ada sesi post test yang merupakan indikator dalam mengetahui sejauh mana pemahaman peserta setelah mengikuti pelatihan.
Baca juga:
Tingkatkan Kemampuan Pelatih, KONI Banyumas Adakan Pelatihan
Wakil Ketua Umum II KONI Banyumas Bidang Binpres, Sport Science & Pengelolaan Data, Wijayanto Sulistianto mengatakan bahwa post test merupakan tahapan akhir bagi peserta dalam mengikuti pelatihan.
“Seluruh peserta sudah mengikuti pre test pada awal sebelum pelatihan. Post test adalah semacam ujian untuk mengukur sejauh mana peserta mampu menyerap dan memahami apa yang sudah diajarkan,” jelas Wijayanto.
Harapan KONI Banyumas mengadakan pelatihan ini, lanjut Wijayanto, untuk mendevelope dan mengupgrade pelatih-pelatih cabor.
“Belum tentu semua peserta memahami setelah mengikuti pelatihan ini. Harapannya, pelatih bisa menjadi jauh lebih baik dalam mempersiapkan proses dan program pelatihan. Ini berproses, tidak semudah seperti membalikkan tangan,” ujar Wijayanto.
Keterkaitan antara pelatih dengan atlet, lanjut Wijayanto, atlet dengan orang tua atlet, juga menjadi faktor yang sangat penting dalam program pelatihan.
“Meskipun program pelatihan berlangsung dengan baik, tetapi tidak didukung oleh atlet maupun support dari orang tua atlet, nonsense itu pelatihan,” tandasnya.
Mewakili seluruh peserta, pelatih cabor panahan, Aris Mulyono mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada KONI Banyumas atas diselenggarakannya kegiatan pelatihan.
“Meski hanya dua hari, rasanya ini sama saja kuliah pelajaran fisik satu semester. Seluruh materi yang diajarkan oleh para narasumber begitu luar biasa dan sangat bermanfaat. Semoga pelatihan semacam ini dapat dilaksanakan berkelanjutan,” kata Aris.
dr. H. Tangguh Budi Prasetyo, SH, ketua harian KONI Banyumas berharap kegiatan ini memberikan dampak postif bagi para pelatih.
“Semoga kegiatan ini mampu meningkatkan kemampuan pelatih dalam mempersiapkan atlet meraih prestasi. Dalam melakukan latihan, pelatih tidak hanya berdasarkan kebiasaan, namun dengan pendekatan sport science,” ujar Tangguh.
Komunikasi yang baik dan kerjasama tim harus ditingkatkan, lanjut Tangguh, karena prestasi menjadi mudah diraih jika kekompakan tim terjalin baik. (Widhi)