DERAP.ID || Banyumas – Di bawah atap bengkel sederhana di sudut Auto Service, Senin (02/06/2024), berlangsung sebuah ikhtiar mulia, PERISAI laksanakan sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan bagi para teknisi, montir kendaraan roda dua, roda empat, dan pekerja mesin, mereka yang saban hari berkeringat demi secercah nafkah untuk istri, anak dan orang tua tercinta.
Bukan sekadar tukang servis, mereka adalah para pejuang kehidupan, tangan-tangan kasar yang menjaga agar roda ekonomi keluarga tetap berputar. Namun, siapa yang menjaga mereka saat musibah menghampiri? Inilah pertanyaan yang dijawab tuntas oleh Perisai BPJS Ketenagakerjaan, Djarmanto, dengan penuh kelembutan dan semangat pelayanan.
Dengan pendekatan “gendu-gendu rasa”, Djarmanto menyampaikan bahwa BPJS Ketenagakerjaan hadir bukan semata-mata sebagai lembaga, melainkan sebagai bentuk kasih sayang negara bagi rakyat pekerja. Didirikan untuk melindungi para pencari nafkah dari risiko kecelakaan kerja maupun musibah kematian, BPJS ketenagakerjaan (TK) membawa visi luhur, menjadi penyelenggara jaminan sosial yang menyejahterakan dan memberdayakan seluruh pekerja Indonesia.
“Setiap tetes keringat yang halal harus dijaga. Bila terjadi kecelakaan kerja atau ajal menjemput saat sedang mencari rezeki, maka negara hadir memberikan perlindungan, melalui kepesertaan BPJS TK,” ujar Djarmanto.
Fahim, sang pemilik bengkel yang dikenal sebagai teknisi multi talenta, mengajukan berbagai pertanyaan yang kerap muncul di benak masyarakat: bagaimana cara daftar? Apa saja syaratnya? Berapa iurannya? Apa manfaat yang bisa didapatkan?
Dengan sabar, Djarmanto menjelaskan satu per satu. Pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan sangat mudah, prosesnya simpel, singkat, tanpa ribet. Cukup membawa KTP dan nomor HP aktif, peserta sudah bisa mendaftar melalui agen Perisai di wilayah masing-masing. Dalam waktu singkat, kepesertaan langsung aktif dan manfaat perlindungan pun langsung berlaku.
“Iurannya pun sangat terjangkau, hanya Rp16.800 per bulan. Tapi manfaatnya sangat besar, melindungi saat terjadi kecelakaan kerja, memberi santunan kematian, bahkan beasiswa bagi anak-anak yang ditinggalkan,” jelasnya.
“Dan jangan khawatir soal lupa bayar. Iuran bisa dibayar sekaligus 3, 6, atau bahkan 12 bulan ke depan, lebih praktis dan tenang,” tambahnya.
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) menjadi harapan baru bagi para pekerja informal agar tetap bisa bekerja keras tanpa cemas. Karena hidup ini penuh risiko, tetapi tidak harus penuh ketakutan.
Menariknya, kegiatan ini tak hanya dihadiri teknisi dan montir, tapi juga disimak oleh para pemilik kendaraan yang sedang menunggu servis, tokoh masyarakat, dan tokoh agama setempat. Kehadiran mereka menambah nilai kebersamaan dan kesadaran sosial dalam suasana yang guyub.
Kegiatan pun ditutup dengan hangat dan sederhana: para peserta bersama-sama menikmati segarnya air degan ijo dan lezatnya daging kelapa muda yang baru dipetik dari sekitar lingkungan bengkel. Dalam suasana santai penuh tawa, terselip obrolan ringan namun penuh makna.
“Kerja berat, kerja berisiko, kerja keras… tapi kini bebas dari cemas. Karena keluarga di rumah, istri, anak, dan orang tua, bisa tenang menanti. Kami kini lebih siap menjalani hidup, dengan perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan,” ucap salah satu teknisi sambil bersendagurau.
Sosialisasi ini menjadi napas baru yang membangkitkan kesadaran bahwa perlindungan adalah bagian dari perjuangan. Karena bekerja mencari nafkah adalah ibadah, dan melindungi diri adalah bagian dari amanah. (Widhi)